Baik Sangka

1— Ada seorang wanita naik taksi dan duduk di samping pak supir taksi, padahal kursi belakangnya kosong.
— Itu mungkin istri pak supir taksi.

2— Ada seorang laki-laki berjenggot panjang lewat di depan masjid saat orang-orang sedang sholat. Tapi ia lewat saja tidak masuk masjid ikut sholat.
— Ia mungkin sudah sholat di masjid lain yang langsung iqomah setelah adzan.

3— Saat naik kereta api, ada seseorang duduk disamping anda. Kemudian anda memberi salam, tapi ia tidak menjawab salam anda.
— Mungkin saja ia tidak mendengar salam anda.

Seringkali, kita hanya melihat peristiwa yang ada dihadapan kita melalui satu bagian yang nampak oleh mata kita saja. Andaikan kita berusaha membayangkan bagian lain dengan kacamata positif, niscaya akan ada banyak orang yang selamat dari kezhaliman kita.
Biasakanlah berfikir positif tentang orang lain, hati kita akan nyaman dan orang lain pun aman.

Seorang sholeh berkata:
“Andaikan aku bertemu dengan seseorang, dan dari jenggotnya menetes sisa khamar, niscaya aku akan berkata: pasti ia diguyur oleh orang-orang jahat dengan khamar”.

“Andaikan di atas sebuah bukit ada seseorang berkata: ‘Akulah tuhan kalian yang maha tinggi’, niscaya aku akan berkata: pasti ia sedang membaca ayat al-Qur`an tentang ucapan Fir’aun”.

Betapa sulit bagi seseorang untuk mengetahui niatnya sendiri, lalu kenapa ia malah sibuk menilai niat orang lain?

Perlakukanlah sahabat-sahabat anda dengan penuh maaf dan melihatnya dari kacamata positif atas keburukan dan kekurangannya.
Berusahalah memberikannya sejuta alasan baik untuk segala kekurangannya. Dan jika anda tidak menemukan alasan itu, katakanlah: “Pasti ia mempunyai alasan baik yang belum aku ketahui”.

Share / Bagikan Insya Allah manfaat.

[Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah – KTB]

Pesepakbola Argentina Belajar Quran di Pelosok Kalimantan.

Hatinya tersentuh setelah melihat kehidupan seorang mualaf di Kalimantan. Dari situ ia makin semangat untuk mempelajari Islam.

Dream – Muhammad Carlos Scautti, seorang mualaf asal Argentina, mencari setitik cahaya di pedalaman Kalimantan. Di Pondok Pesantren Assalam Arya Kemuning, ia mempunyai semangat luar biasa untuk mempelajari Islam.

Dikutip Dream dari laman assalamkubar.com, Selasa 23 Juni 2015, Carlos yang merupakan seorang pesepakbola merasa hatinya terpanggil mempelajari Islam. Ia merasa Ponpes Assalam adalah tempat yang cocok untuk belajar Alquran dengan baik dan benar.

Ketika mulai menjalani hidup di lingkungan Ponpes Assalam, pemain yang pernah ikut seleksi untuk klub Persiba Balikpapan, turut serta dalam kegiatan dakwah dari kampung ke kampung mualaf.

Di sebuah desa yang bernama Intu Lingau-letak di Kalimantan Timur bagian barat, berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Tengah–Carlos bertemu dengan seorang warga yang juga seorang mualaf, lelaki berusia 50 tahun-an itu bernama Berliansyah, berasal dari etnis Dayak Benua.

Mereka hanyut dalam perbincangan mengenai banyak hal, salah satunya adalah memanen padi.

Di tengah kesibukkan mengelola ladang, Berliansyah tidak pernah satu kalipun meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim, yakni mendirikan salat lima waktu.

Inilah yang membuat hati mantan gelandang serang Persijap Jepara itu tersentuh. Ia merasa Islam adalah satu-satunya agama yang benar di sisi Allah SWT.

Selain mempelajari Islam, Carlos yang telah 20 tahun menggeluti dunia sepakbola tak segan-segan bermain sepakbola bersama santriwan. (ism)

By dream.co.id

Kurma produksi Israel [Warning!!!]

image

JERUSALEM – Kelompok Kampanye Solidaritas Palestina belakangan ini gencar bersuara agar warga muslim di seluruh dunia memperhatikan kurma yang mereka beli. Jangan sampai mereka membeli kurma yang diekspor Israel. Sebab, kurma-kurma tersebut ditanam di wilayah Palestina di Tepi Barat. Bukan hanya itu. Israel juga mempekerjakan anak-anak Palestina di perkebunan kurma ilegal tersebut. Kurma yang terkenal dari Israel adalah jenis medjoul.

“Jika membelinya, berarti secara ekonomi Anda mendukung pendudukan Israel di tanah Palestina,” Demikian pernyataan kelompok tersebut dalam halaman resmi website mereka.

Selama ini Israel memproduksi 30 ribu ton kurma per tahun dan mengeruk pendapatan dari ekspor kurma tersebut hingga USD 265 juta (sekitar Rp 3,5 triliun). Lebih dari separonya diproduksi di tanah-tanah yang dicuri dari Palestina. Perkebunan kurma Israel yang paling besar berada di Lembah Jordan.

Lembah itu merupakan area paling subur di Tepi Barat, Palestina. Banyak perkebunan kurma ilegal serta permukiman penduduk Israel yang ditemukan di situ.

Bukan hanya tanah tempat tumbuhnya kurma itu yang  bermasalah. Israel juga mempekerjakan bocah-bocah Palestina. Berdasar laporan pengamat HAM 2015 tentang pekerja anak di perkebunan Israel yang berada di Tepi Barat, lebih dari seribu anak Palestina bekerja di perkebunan. Biasanya mereka bekerja saat panen pada musim panas.

Anak-anak paling kecil yang dipekerjakan berusia 11 tahun. Mereka harus meninggalkan sekolah, dibayar dengan gaji rendah, serta menjalani pekerjaan yang penuh risiko.

Biasanya anak-anak itu bekerja di bawah terik sinar matahari, membawa berkarung-karung kurma, dan dilarang ke kamar mandi. Parahnya, kala mereka sakit, pemilik kebun tak mau menanggung. Anak-anak itu harus membayar sendiri dari gajinya yang rendah. Gaji mereka biasanya juga dipotong oleh perantara.

Selain kelompok Kampanye Solidaritas Palestina, empat tahun belakangan ini organisasi Muslim Amerika untuk Palestina (AMP) memboikot kurma-kurma Israel yang dihasilkan di Tepi Barat.

Beberapa label kurma yang dihasilkan Israel adalah Jordan River, Jordan River Bio-Top, King Soloman, Tamara Barhi Dates, Desert Diamond, Rapunzel, Bomaja, Shams, dan Delilah.

“Tujuan kami adalah mengedukasi masyarakat agar meningkatkan kepekaan tentang bagaimana pendudukan Israel berdampak pada Palestina,” ujar Direktur Nasional Media dan Komunikasi AMP Kristin Szremski.

Share / Bagikan

Sumber : http://www.kaltengpos.com

Cara Menjaga Iman

Hujatul Islam Imam Al-Ghazali memberi nasihat bahwa jika kita telah menyadari kebebalan jiwa kita dan merasa sulit untuk mendisiplinkan diri, kita harus menyertai orang-orang yang terbiasa mempraktikkan muhasabah agar semangat dan kegairahan spiritualnya menulari kita.

Seorang wali biasa berkata, “Jika aku lalai mendisiplinkan diri, aku menatap Muhammad Ibn Wasi hanya dengan memandangnya. Gairah ruhaniku seketika itu bangkit, setidaknya untuk seminggu.”

Jika kita tidak bisa menemukan orang yang dapat diteladani, maka pelajarilah kehidupan para wali. Selain itu, kita harus mendorong jiwa agar tetap bersemangat.

Lalu, katakan kepada jiwa kita: “Wahai jiwaku, kau anggap dirimu cerdas, dan kau marah jika disebut bodoh. Sebetulnya kau ini siapa? Kau siapkan pakaian untuk menutupi tubuh dari gigitan musim dingin, tetapi tak kausiapkan diri untuk akhirat.”

Katakan juga kepada jiwa:
“Sungguh, kau seperti seseorang yang, saat musim dingin berkata, ‘Aku tak akan memakai pakaian hangat. Aku percaya rahmat Tuhan akan melindungiku dari rasa dingin.’ Tapi ia lupa bahwa selain menciptakan dingin, Allah juga menunjuki manusia cara membuat pakaian untuk melindungi diri darinya dan menyediakan bahan-bahan untuk pakaian itu.”

Katakan juga kepada jiwa:
“Ingatlah wahai jiwa! Kau dihukum di akhirat bukan karena Allah murka akibat ketidak taatanmu; jangan pernah berpikir, ‘Bagaimana mungkin dosa-dosaku mengganggu Allah? Nafsumu sendirilah yang akan menyalakan kobaran neraka dalam dirimu! Tubuhmu sakit karena kau makan makanan yang tidak sehat, bukan karena dokter kesal karena kau melanggar nasihatnya!”

Wallahu’alam

Allahumma Sholli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa Shobihi wasalim

Share / bagikan

By Para Pecinta Ulama Habaib Was Sholihin

[S-23] Doa Hamba

Berdoalah,
Bukan karena ingin mengatur ALLAH ,
Namun karena kita hamba ALLAH.

Tanpa kita minta, ALLAH tau apa yang kita butuhkan.
Kalaupun minta, jangan marah bila tidak segera dikabulkan.

Karena ingat status kita Hamba.

Tanpa pernah kita pinta,
Saat lahir ALLAH beri kita Nikmat Islam, Nikmat Iman, Nikmat menjadi umat Nabi Muhammad Saw. Nikmat indera penglihatan, pendengaran, dan lain sebagainya.

Maka sudah sepantasnya kita meng-Hamba kepada ALLAH.
Dan beradablah bila berdoa kepada ALLAH.

#EvaluasiDiri #MariEvaluasiDiri 

http://www.facebook.com/ThousandLight 

Felix Siauw HTI, Wahabi dan Habib Luthfi bin Yahya

Muslimedianews.com ~ Statemen yang dilontarkan oleh seseorang tidak lepas dari pemahaman yang ada didalam benaknya serta kemampuan seseorang dalam mencerna sebuah persoalan.

Berkaitan dengan nasionalisme, ada pernyataan menarik dari seorang aktifis Hizbut Tahrir bernama Felix Yanwar Siauw atau Felix Siauw. Ia pernah mengatakan bahwa nasionalisme tidak ada dalilnya.

“membela nasionalisme, nggak ada dalilnya, nggak ada panduannya | membela Islam, jelas pahalanya, jelas contoh tauladannya”, tulisnya dalam twitternya yang screenshotnya tersebar diberbagai sosial media.

Pernyataan itu berbeda dengan pernyataa ulama Ahlussunnah wal Jama’ah, Habib Luthfi bin Yahya Rais ‘Am Ahli t Thariqah al-Mu’tabarah al-Nahdliyah.

“Kata siapa cinta tanah air atau nasionalisme tidak ada dalilnya? Nabi saw mengatakan, “Aku cinta Arab karena aku adalah bangsa Arab”. Ini contoh kongkrit kecintaan suatu bangsa pada tanah airnya.”.

Kasus yang sama juga dilakukan oleh seorang ustadz Wahabi bernama Abu Yahya Badrussalam Lc. Dalam sebuah pernyataanya Abu Yahya mengatakan bahwa tidak ada bukti otentik mengenai Wali Songo.

“Wali Songo itu nggak ada bukti yang otentik, hanya kata kata anu, kata sepuh kita, kata ini kita, mana… (buktinya)?, apakah Walisongo meninggalkan buku? tulisan?!. Kalau Imam al-Bukhari ada, Shahih Bukhari. Imam al-Syafi’i ada, Al-Umm. Imam Ahmad, (ada) Musnad Imam Ahmad bin Hanbal. tapi nggak ada kitab Sunan Bonang? , adanya Sunan Abu Daud, Turmidzi, Ibnu Majjah. gitu ya.. sementara kitab Sunan Bonang nggak ada, Sunan Gunung Jati, nggak ada. Makanya pak, karena tidak ada bukti yang otentik tentang Walisongo kita tidak bisa memastikan itu.”, katanya.

Pernyataan diatas pernah mendapat tanggapan dari Habib Luthf bin Yahya sebagai berikut :

“Karya tulis bukan satu-satunya alat ukur fakta atau mitosnya pelaku sejarah. Sebab Sayidina Abu Bakar, Sayidina Umar dan sahabat lain juga tidak meninggalkan karya tulis. Yang meninggalkan karya tulis malah ulama beberapa abad setelahnya seperti Ibnu Majah, Abu Dawud, Tirmidzi dll. Apakah karena tidak ada Sunan Abu Bakar, Sunan Umar dan yang ada Sunan (kumpulan hadis) Ibn Majah, Sunan Abu Dawud, Sunan Tirmidzi, apakah berarti Abu Bakar mitos, Umar mitos dan Ibn Majah faktual?”

Oleh : Hardiyanto / red. Ibnu L’ Rabassa

Sumber : http://www.muslimedianews.com/2015/06/felix-siauw-hti-wahabi-dan-habib-luthfi.html?m=1

[K-10] Ketika tiga orang jujur menyelesaikan masalah.

Ketika tiga orang jujur menyelesaikan masalah.

image
Sayyidil Habib Umar Bin Hafidz:

Kita telah mendengar kisah dari Al Imam Al Habib Ahmad Bin Hasan Al Atthas tentang kejadian yang terjadi di kota shyibam di zaman Imam Atthas tsb, kota dimana seluruh penduduknya menjalankan syariat dan sunnah dengan baik, sehingga seorang hakim (qadi) yang bertugas di kota itu tidak pernah memutuskan perkara apapun (karena tak ada pengaduan atau sengketa diantara penduduknya) dan hal itu berlangsung hingga 14 tahun, sang hakim bertanya pada masyarakat, ‘bagaimana mungkin bisa tidak ada perselisihan atau sengketa diantara kalian tentang apapun?’ dan mereka menjawab,’ajaran Alqur an telah menyebar dan masuk kedalam hati dan tingkah laku penduduk kota ini, sehingga sebenarnya kami tidak butuh seorang qadi disini’

Tetapi setelah 14 tahun berlalu, pada suatu hari akhirnya muncul satu kasus,
dua orang penduduknya datang menghadap dan mengatakan bahwa mereka punya satu perkara yang harus diselesaikan dan butuh untuk diputuskan dengan adil dan bijak, sang hakim meminta orang yang menuntut untuk menceritakan masalahnya.
si penuntut berkata, “aku membeli tanah dari orang ini, (menunjuk orang yang datang bersamanya), saat aku ingin membangun tanah itu (menggali untuk bangun pondasi), aku menemukan bungkusan berisi emas, maka aku datangi orang ini untuk mengembalikan emas itu, karena aku membeli tanah dan bukan emas, tapi orang ini menolak untuk menerimanya !!!”.

Sang Hakim terkejut mendengar tuntutan ini dan menoleh kepada orang yang dituntut,”mengapa anda menolak menerima emas itu?”,
dia menjawab,’emas itu bukan milikku, aku telah menjual tanah itu padanya, dan itu berarti bahwa apa saja yang ada diatas atau dibawah tanah itu adalah menjadi hak bagi orang yang membeli!’
Selagi Si Qadi bingung, kedua orang itu melanjutkan bicara mereka, “sebelum datang kemari, kami berdua telah sepakat untuk menyerahkan emas ini pada anda, karena sebagai hakim anda faham Hak Allah, Hak Nabi dan hak ummah, ambillah emas ini dan lakukanlah apa yang menurut anda benar dan baik!”.

Si Qadi memeriksa emas emas itu dan mengetahui kalau emas itu adalah peninggalan zaman kuno yang sudah tidak ada ahli warisnya, kemudian dia berkata,’jadi kalian bermaksud mencari selamat sendiri? Dan mau menenggelamkan hakim yang malang ini? emas ini masuk jenis rikaz (harta terpendam) dan menurut hukum, 1/5 (20%) harus dibagi untuk zakat, sehingga tersisa 4/5 (80%).
Sang qadi bertanya kepada si pembeli tanah ‘apakah kamu punya anak?’,
‘Ya, seorang anak laki yang telah masuk usia untuk menikah’
dan si penjual tanah juga memiliki seorang anak gadis,

Akhirnya sang hakim memutuskan,’nikahkan kedua anak kalian, bagian yang 80% ini bisa diberikan dan menjadi milik mereka, sekarang pergilah dan bawa pergi juga emas kalian ini!’..

اللّهمّ صلِّ على سيّدنا محمّدٍ وآله
وصحْبه وسلِّم

By Foto Foto Habaib